BREAKING NEWS

Jumat, 16 November 2012

Keruntuhan Dinasti Umayah

    Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Daulah Bani Umayah mencapai puncaknya pada masa Pemerintahan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik.
Beberapa sebab runtuhya Dinasti Umayah adalah :
1.    Figur Khalifah yang lemah.
       Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus merupakan awal munculnya faktor kelemahan ini. Damaskus merupakan bekas ibu kota Kerajaan Bizantium,.Akibatnya kehidupan bangsawan Bizantium mulai  mempengaruuhi dan akhirnya menjadi gaya hidup keluarga Dinasti Umayah. mereka terbiasa menjalani kehidupan mewah dan jauh dari gaya hidup islami yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
Khalifah Dinasti Bani Umayah yang bisa memerintah dengan kuat :
  • Mu'awiyah
  • Abdul  Malik
  • al Walid I
  • Umar II
  • Hisyam
Yazid III merupakan khalifah Islam yang pertama yang ibunya seorang budak belian yang dimerdekakan. Semua itu telah melemahkan semangat dan daya juang keluarga Dinasti Umayah.

2.    Hak Istimewa Bangsa Arab Suriah
       Umayah bin Khalaf merupakan nenek  moyang Dinasti Umayah yang telah menetap lama di Suriah jauh sebelum Islam datang. Oleh karena itu kehidupan dan dan keberlangsungan Diansti Uamyah tidak bisa dilepaskan dari orang-orang Suriah. selanjutnya , Dinasti Umayah membentuk Aristokrasi kelas-kelas sosial dan tingkatan masyarakat.
Tentara Suriah adalah jantung kekuatan militer Dinasti Umayah. Sebagai sumber kekuatan mereka memperoleh bagian terbesar dari harta rampasan.

3.    Pemerintahan yang tidak Demokratis dan Korup
        Pada masa Khulafaurrasyidin , pemilihan khalifah dilakukan secara musyawarah dan demokratis. Dalam perjanjian Amul Jama'ah antara Hasan bin Ali dan  Mu'awiyah. Mu'awiyah menyanggupi pemilihan khalifah sesudahnya  dilakukan dengan musyawarah dan pemilihan yang demokratis dari umat islam. Namun Mu'awiyah mengingkari janji itu. ia menunjuk anaknya . Yazid bin Mu'awiyah sebagai putra mahkota dan kholifah sesudahnya. Hal itu berlangsung secara turun temurun.

4.    Persaingan antar suku
Persaingan antar suku sudah lama menjadi ciri  bangsa Arab. Sikap pilih kasih Dinasti Umayah kembali munculkan hal itu. Suku-suku Arab berbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu bangsa Arab Utara yang disebut Arab Quraisy atau Mudari dan Bangsa Arab Selatan yang disebut Yamani atau Himyari. Dalam pertikaian itu , Dinasti Umayah mendukung suku arab Yamani yang lebih  cocok  dengan mereka. Serangkaian peperangan antara dua suku arab itu sangat memperlemah kekuatan Dinasti Umayah.



Daftar Pustaka

Dewan Redaksi  Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Esposto John.L.1999. The Osford History of Islam.Oxford:Oxford History Press
Khalid Muhammad.1992. 60 Sahabat Rasulullah. Bandung .CV Diponegoro
Lapidus,Ira M.2000. Sejarah Sosial Umat Islam. jakarta :Raja Grafindo Persada
Nasution,Harun.1992.Ensiklopedi Islam Indoensia.Jakarta: PT Djambatan
Syalabi,Ahmad.1987.Sejarah Kebudayaan Islam.Jakarta:Pustaka Al-Husna
Syed mahmuddunnasir.1994.Islam: Konsepsi dan Sejarahnya.Penerjemah:Drs Dadang Affandi .Bandung: Remaja Rosdakarya Ofset.
al-Usairy,Ahmad.2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Muhammad hingga Abad XX Penerjemah; H.Samson rahman .jakarta: Akbar Media Sarana .
Yatim badri.1993. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: raja Grafindo Persada.

Rabu, 07 November 2012

Meneladani Kepribadian Umar bin Abdul Aziz

   Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah Dinati Umayah yang membawa Daulah Umayah mencapai puncak kejayaan. Para ahli sejarah menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mirip dengan gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin.Oleh karena itu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz disegani baik oleh kawan maupun lawan politiknya .
Nama lengkap Umar bin Abdul Aziz adalah Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz bin Marwan adalah Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin As bin Umayah bin Abdu Syams. Ayahnya Abdul Aziz , pernah menjadi gubernur Mesir selama beberapa tahun. selain itu Umar bin Abdul Aziz adalah keturunan Umar bin Khattab melalui ibunya Laila Umm binti Asim binti Umar bin Khattab.

1.   Biografi Umar bin Abdul Aziz
      Pada waktu kecil Umar bin Abdul Aziz sering berkunjung ke rumah paman dari ibunya, Abdullah bin Umar bin Khattab. Setiap kembali dari rumah Abdullah bin Umar bin Khattab, ia sering mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin hidup seperti kakeknya, Umar bin Khattab. Umar bin Abdul Aziz menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah hingga ayahnya wafat tahun 704 M. Kemudian, pamannya yang bernama Abdul Malik bin Marwan membawa ke Damaskus dan menikahkannya dengan putrinya Fatimah.
     Umar bin Abdul Aziz memperoleh pendidikan di Madinah. Pada waktu itu, Kota Madinah meerupakan pusat ilmu pengetahuan serta gudang para ulama hadits dan tafsir. Pendidikan yang ia peroleh sangat mempengaruhi kehidupannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Dinasti Umayah.
    Pada masa pemerintahan al Walid bin Abdul Malik, Umar bin Aziz diangkat sebagai gubernur Hijaz yang berkedudukan di Madinah, ketika itu ia baru  berumur 24 tahun. ketika Masjid Nabawi dibongkar atas perintah al Walid bin Abdul Malik untuk diganti dengan bangunan yang baru, Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai  pengawas pelaksanaan pembangunan.
    Penampilan Umar bin Abdul Aziz sebagai gubernur sangat berbeda dengan gubernur yang lain. ia dikenal sebagai gubernur yang adil, bijaksana, mengutamakan dan memperhatikan kepentingan rakyat, serta mau mendiskusikan berbagai masalah penting yang berkaitan dengan agama, urusan rakyat dan pemerintahan.
    Umar  bin Abdul Aziz menjadi khlalifah Dinasti Umayah berdasarkan wasiat khalifah Dinasti Umayah sebelum nya , Sulaiman bin Abdul Malik .Setelah menjadi Khalifah, terjadi suatu perubahan atas dirinya. Khalifah Umar bin Abdul Azizi meninggalkan cara hidup bermewah-mewahan dan menjadi seorang yang zahid dan abid. Ia selalu melakukan cara hidup yang ketat atas dirinya dan keluarganya.
      Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengembalikan semua harta yang ada pada dirinya ke Baitul mal. Berlian yang ada pada istrinya dikembalikan ke baitulmal. Ia mengharamkan atas dirinya untuk mengambil apapun ke Baitulmal.

2.   Usaha-Usaha Khalifah Umar bin Abdul Aziz
      a. Bidang Agama
  • Menghidupkan kembali ajaran Al-Qur'an  dan Sunah Nabi
  • Mengadakan kerjasama dengan ulama besar,seperti Hasan al Basri dan Sulaiman bin Umar
  • Menerapkan hukum syariah Islam secara serius
  • Memerintahkan Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab Az Zuhri mengumpulkan Hadits-hadits untuk diseleksi apakah palsu atau tidak.
     b.  Bidang Pengetahuan
           Pemindahan sekolah kedokteran yang ada di Iskandariah (Mesir )ke Antiokia dan Harran ( Turki )

     c. Bidang Sosial Politik
  • Menerapkan politik yang menjunjung tinggi nilai kebenaran dan keadilan diatas segalanya.
  • Mengirim utusan ke  berbagai negeri untuk  melihat langsung cara kerja para gubernur dalam rangka menegakkan kebenaran
  • Memecat gubernur yang tidak taat menjalankan agama dan bertindak dzalim terhadap rakyat.
      d.  Bidang Ekonomi
  • Mengurangi beban pajak
  • Membuat aturan mengenai timbangan dan takaran
  • Membasmi sistim kerja paksa
  • Memperbaiki tanah pertanian , irigasi,pengairan sumur, sumur-sumur dan pembangunan jalan raya
  • Menyantuni fakir miskin dan anak yatim
     e.  Bidang Militer
            Dalam bidang ini, Khalifah Umar bin Aziz tidak membangun angkatan perang,tetapi condong meningkatkan taraf hidup rakyat

      f.  Bidang Dakwah dan Perluasan Wilayah
          Perluasan wilayah Khalifah Umar bin Abdul Aziz dilakukan dengan cara berdakwah amar ma'ruf nahi mungkar.

3.  Jasa-jasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
  • Menciptakan perdamaian yang dilandasi ajaran islam
  • Meningkatkan kesejahteraan rakyat
  • Melindungi hak asasi manusia
  • Menyusun undang-undang tentang pertahanan
  • Membangun tanah pertanian lengkap dengan pengairan
  • Membangun masjid-masjid sebagai syiar Islam
  • Menyediakan  dana khusus untuk menolong orang-orang miskin
  • Melakukan pembukuan terhadap  hadits-hadits Nabi Muhammad
Umar bin Abdul Aziz memerintah selama dua setengah tahun . Waktu yang relatif singkat itu ia gunakan untuk membuat kebijaksanaan diberbagai bidang . Dalam melaksanakan kebijakannya, ia tidak memanfaatkan kebijakan itu untuk memperkaya diri. Bahkan ia menerapkan pola hidup sederhana.

 


Daftar Pustaka

Dewan Redaksi  Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Esposto John.L.1999. The Osford History of Islam.Oxford:Oxford History Press
Khalid Muhammad.1992. 60 Sahabat Rasulullah. Bandung .CV Diponegoro
Lapidus,Ira M.2000. Sejarah Sosial Umat Islam. jakarta :Raja Grafindo Persada
Nasution,Harun.1992.Ensiklopedi Islam Indoensia.Jakarta: PT Djambatan
Syalabi,Ahmad.1987.Sejarah Kebudayaan Islam.Jakarta:Pustaka Al-Husna
Syed mahmuddunnasir.1994.Islam: Konsepsi dan Sejarahnya.Penerjemah:Drs Dadang Affandi .Bandung: Remaja Rosdakarya Ofset.
al-Usairy,Ahmad.2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Muhammad hingga Abad XX Penerjemah; H.Samson rahman .jakarta: Akbar Media Sarana .
Yatim badri.1993. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: raja Grafindo Persada.

Senin, 05 November 2012

Ibrah Perkembangan Kebudayaan / Perdaban Islam Masa Dinasti Umayah

    Masa pemerintahan Dinasti Umayah menunjukkan pentingnya stabilitas politik negara sebagai modal untuk mengembangkan kekuasaaan. Setelah stabilitas politik tercapai, pembangunan di berbagai bidang digalakkan.
    Bukti peninggalan bersejarah dari  masa Dinasti Umayah menunjukkan bahwa pada masa itu umat Islam sudah mencapai tingkat  peradaban yang tinggi. Hal itu menjadi cikal  bakal perkembangan ilmu pengetahuan yang ada pada saat ini. Oleh karena itu, umat islam selayaknya berusaha keras untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga Islam kembali mencapai kejayaan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Umayah

   Pusat kegiatan ilmiah pada masa Dinasti Umayah adalah Kota Basrah dan Kufah di Irak. Perkembangan ilmu pengetahuan itu ditandai dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan muslim dalam berbagai bidang. Khalid bin Zayid bin Mu'awiyah adalah orang pertama yang menerjemahkan buku tentang astronomi, kedokteran dan kimia. Disamping itu, Khalid bin Yazid merupakan seorang penyair dan orator yang terkenal.
   Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz , sering mengundang para ulama dan fuqaha untuk mengkaji ilmu dalam berbagai  majlis. Ulama-ulama lain yang muncul pada waktu itu adalah Hasan al Basri, Ibnu Shihab az Zuhri dan Wasil bin Ata.
    Pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa administrasi  negara. Penggunaan bahasa arab yang makin luas membutuhkan suatu panduan kebahasaan yang dapat dipergunakan oleh semua golongan. Hal itu mendorong lahirnya seorang bahasawan yang bernama Sibawaihi. Ia mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa Arab yang berjudul al-kitab.  Buku tersebut bahkan termashur hingga saat ini.
Bidang kesusastraan juga mengalami kemajuan.Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-sastrawan berikut ini :
  1. Qays bin Mulawwah , termasyhur dengan sebutan Laila Majnun ( wafat 699 M)
  2. Jamil al-Uzri ( wafat 701 M ).
  3. al Akhtal ( wafat 710 M )
  4. Umar bin Abi Eabi'ah ( wafat 719 )
  5. al Farazdaq ( wafat 732 M )
  6. Ibnu al Muqaffa ( wafat 756 M )
  7. Jarir ( wafat 792 M ).
    Pada masa dinasti Umayah, pembangunan fisik juga mendapat perhatian besar. Dengan berpindahnya pusat kekuasaan keluaar dari Jazirah Arab, pembangunan fisik juga tidak terpusat di Jazirah Arab saja. Usaha yang dilakukan oleh Dinasti Umayah dalam kaitannya dengan keberadaan bangsawan bersejarah adalah :
  1. Mengubah Katedral St.John di Damaskus menjadi Masjid
  2. Menggunakan Katedral Hims sebagai Masjid
  3. Merenovasi Masjid Nabawi
  4. Membangun Istana Qusyr Amrah dan Istana al Musatta yang digunakan sebagai tempat peristirahatan di padang pasir.

Bukti-bukti peninggalan tersebut menunjukkan  bahwa pada masa Dinasti Umayah umat Islam sudah mencapai tingkat peradaban yang tinggi.



Daftar Pustaka

Dewan Redaksi  Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Esposto John.L.1999. The Osford History of Islam.Oxford:Oxford History Press
Khalid Muhammad.1992. 60 Sahabat Rasulullah. Bandung .CV Diponegoro
Lapidus,Ira M.2000. Sejarah Sosial Umat Islam. jakarta :Raja Grafindo Persada
Nasution,Harun.1992.Ensiklopedi Islam Indoensia.Jakarta: PT Djambatan
Syalabi,Ahmad.1987.Sejarah Kebudayaan Islam.Jakarta:Pustaka Al-Husna
Syed mahmuddunnasir.1994.Islam: Konsepsi dan Sejarahnya.Penerjemah:Drs Dadang Affandi .Bandung: Remaja Rosdakarya Ofset.
al-Usairy,Ahmad.2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Muhammad hingga Abad XX Penerjemah; H.Samson rahman .jakarta: Akbar Media Sarana .
Yatim badri.1993. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: raja Grafindo Persada.


Perkembangan Kebudayaan / Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayah

     Masa pemerintahan Dinasti Umayah merupakan masa yang menentukan dalam perkembangan Islam . Pada masa itu ,Islam meliputi wilayah yang paling luas dalam sejarahnya . Sepertinya bangsa-bangsa yang lain , umat islam saat itu mengalami pasang surut.
     Pada masa Kholifah Ali bin Abi Thalib , umat islam terpecah menjadi beberapa golongan .Setiap golongan mempunyai tokoh yang mereka yakini paling berhak menduduki jabatan kholifah.
      Dalam perkembangan selanjutnya, Muawiyah bin Abu Sufyan berhasil menduduki jabatan Kholifah. pada waktu itu , umat Islam terpecah menjadi tiga golongan besar. Tiga golongan tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Golongan pendukung Dinasti Umayah. Golongan ini terdiri dari penduduk Syam ( Suriah ) , Mesir, dan daerah-daerah sekitarnya. Mereka berpendapat bahwa Kholifah harus berasal dari orang quraisy dan keturunan Dinasti Umayah lebih berhak untuk itu.
  2. Golongan Pendukung Ali bin Abi Thalib. Golongan ini disebut juga golongan Syi'ah, terutama terdiri dari penduduk Irak serta jumlah kecil penduduk Mesir. Mereka berpendapat bahawa Khalifah harus berasal dari orang Quraisy dan Ali bin Abi Thalib serta anak turunnya yang berhak untuk itu.
  3. Golongan Khawarij. Golongan ini adalah golongan yang menentang Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan secara terang-terangan. Golongan ini berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah bin Abi Sufyan telah keluar dari jalur Islam setelah peristiwa Tahkim. Golongan Khawarij berpendapat bahwa Khalifah adalah hak tiap-tiap orang-orang Islam asalkan memenuhi syarat kecakapan dan keagamaan.
Dalam menghadapi golongan yang menentangny, Dinasti Umayah menggunakan cara militer dan diplomasi. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azizs, diplomasi politik dijalankan dengan baik. Khalifah Umar bin Abdul Aziz berhasil menggandeng golongan Syi'ah dan Golongan Khawarij sehingga pada masa dinasti Umayah mencapai stabilitas yang tinggi. Hal ini terbukti dengan tidak ada gangguan keamanan yang berarti pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Pada masa Dinasti Umayah, dibentuk lima lembaga pemerintahan. Lembaga- lembaga tersebut adalah.
  1. Lembaga Politik ( an-Nizam as-Siyasi )
  2. Lembaga Keuangan ( an-Nizam al-Mali )
  3. Lembaga Tata Usaha Negara ( an-Nizam al - Idari )
  4. Lembaga Kehakiman ( an-Nizam al Qada'i )
  5. Lembaga Ketentaraan ( an-Nizam al Harb )
Selain lembaga tersebut. dibentuk pula Dewan Sekretaris Negara ( Diwanul Kitabah ). Dewan ni bertugas mengurusi berbagai macam urusan pemerintahan. Dewan ini terdiri dari lima orang sekretaris, yaitu
  1. Sekretaris Persuratan ( Katib ar-Rasa'il )
  2. Sekretaris Keuangan ( Katib al-Kharraj)
  3. Sekretaris Tentara ( Katib al -Jund)
  4. Sekretaris Kepolisian ( Katib asy-Syuriah )
  5. Sekretaris Kehakiman ( Katib al - Qadi)
Untuk mengurusi keselamatan Khalifah , dibentuklah al -Hijabah atau ajudan. Semua orang yang akan menghadap Khalifah harus meminta izin kepad al-Hijabah. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari pembunuhan terhadap khalifah yang sering terjadi sebelumnya. Dengan demikian , dapat diketahui bahwa sistim politik pada masa Dinasti Umayah sudah cukup maju.
   Pada masa Dinasti Uamyah juga dibentuk lembaga ketentaraan. Dibentuknya lembaga Ketentaraan itu dimaksudkan oleh para Khalifah Dinasti Umayah untuk menambah kekuatan milter mereka . Selain itu , para Khalifah Dinasti Umayah menganut politik ekspansionis,yaitu kebijakan untuk memperluas wilayah kekuasaan. Kebijakan itu tentunya harus didukung oleh militer yang kuat.
Lembaga tersebut juga didukung oleh lembaga Keuangan. lembaga Keuangan ini mempunyai tugas mengatur keuangan negara dalam membentuk barisan tentara yang kuat. Di samping itu, dalam Dewan Sekretaris Negara juga terdapat sekretaris negara yang terkait erat dengan militer, yaitu Sekretaris Tentara dan Sekretaris Kepolisian.
   Dengan konsolidasi yang cukup kuat tersebut, para khalifah Dinasti Umayah mampu mengatasi segala gangguan keamanan dari golongan yang menentangnya.
  1. Pembrontakan Husein bin Ali di Kufah terjadi pada tahun 680 M. Husein bin Ali terbunuh dalam sebuah pertempuran di Karbala. Tempat itu saat ini banyak didatangi oleh umat Islam dari Golongan Syi'ah yang ingin berziarah ke makam Husein bin Ali.
  2. Pembrontakan Muhtar di Kufah merupakan kelanjutan pembrontakan Husein bin Ali . Peristiwa ini terjadi pada tahun 685 M.
  3. Pembrontakan Abdullah bin Zubair terjadi di Mekkah pada tahun 692 M.
Keberhasilan mengatasi gangguan-gangguan tersebut membuka jalan bagi para Khalifah Dinasti Umayah untuk memperluas wilayah. Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, wilayah kekuasaan Dinasti  Umayah sudah meliputi : Afrika Utara, Spanyol, Suriah,Palestina, Jazirah Arab, Irak, Asia Kecil, Persia,Afganistan,Pakistan,Turkistan.Wilayah itu merupakan wilayah kekuasaan Islam terluas dalam sejarah Islam.
    Perbaikan sistim politik negara pada masa Dinasti Umayah dilakukan dengan pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan. hal itu banyak membawa pengaruh politik bagi kehidupan masyarakat, terutama dengan dibentuknya Lembaga Keuangan Negara ( an-Nizam al-Mali ). Tugas lembaga tersebut antara lain :
  1. Mengatur gaji tentara dan pegawai pemerintah
  2. Mengatur biaya tata usaha negara
  3. Mengatur biaya pembangunan sarana dan prasarana pertanian, seperti penggalian terisan dan perbaikan sarana irigasi.
  4. Mengatur biaya untuk orang-orang hukuman dan tawanan perang.
  5. Mengatur biaya-biaya perlengkapam perang.
  6. Mengatur hadiah-hadiah untuk ulama dan sastrawan negara.
Dengan adanya lembaga keuangan tersebut pemerintah mampu membangun panti jompo dan anak yatim. Selain itu dibangun sarana umum , seperti Masjd, jalan dan saluran irigasi.
     Dibidang hukum, warga negara mendapat hak perlindungan hukum dari pemerintah. hal itu dilaksanakan oleh lembaga Kehakiman Negara (an Nizam al Qada'i ). Lembaga ini dipimpin oleh seorang hakim yang bertugas memutuskan suatu perkara dengan ijtihad berdasarkan al-Qur'an dan Hadits. Adanya perlindungan hukum ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan dibidang -bidang yang lain, seperti bahasa seni dan budaya.





Daftar Pustaka

Dewan Redaksi  Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Esposto John.L.1999. The Osford History of Islam.Oxford:Oxford History Press
Khalid Muhammad.1992. 60 Sahabat Rasulullah. Bandung .CV Diponegoro
Lapidus,Ira M.2000. Sejarah Sosial Umat Islam. jakarta :Raja Grafindo Persada
Nasution,Harun.1992.Ensiklopedi Islam Indoensia.Jakarta: PT Djambatan
Syalabi,Ahmad.1987.Sejarah Kebudayaan Islam.Jakarta:Pustaka Al-Husna
Syed mahmuddunnasir.1994.Islam: Konsepsi dan Sejarahnya.Penerjemah:Drs Dadang Affandi .Bandung: Remaja Rosdakarya Ofset.
al-Usairy,Ahmad.2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Muhammad hingga Abad XX Penerjemah; H.Samson rahman .jakarta: Akbar Media Sarana .
Yatim badri.1993. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: raja Grafindo Persada.



Minggu, 04 November 2012

Sejarah Berdirinya Dinasti Umayah

     Pengertian kata Bani,Dinasti dan Daulah. ketiga kata tersebut memiliki arti yang berbeda ,tetapi sangat terkait erat. Kata bani berarti anak,anak cucu, atau keturunan. Dengan demikian , yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Umayah bin Abdu Syams.
Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan semuanya berasal dari keluarga. Dengan demikian Dinasti Umayah adalah keturunan raja -raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah. Adapun kata Daulah berarti kekuasaan, pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Umayah adalah negara yang diperintah oleh  Dinasti Umayah yang raja-rajanya dari Bani Umayah.
     Muawiyah bin Abi Sufyan adalah putra dari Abu Sufyan bin Harb, seorang tokoh berpengaruh dari Bani Umayah. Ia masuk Islam bersama ayahnya pada saat terjadi Fathu Makkah. Pada masa Nabi Muhammad saw, ia menjadi salah satu perawi hadits yang baik. Pada masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq, Muawiyah bin Abu Sufyan memimpin tentara Islam dalam perang Riddah untuk menumpas kaum murtad.
   Peran Muawiyah bin Abu Sufyan bertambah besar pada masa Kholifah Usman bin Affan. Salah satu sebabnya adalah Usman bin Affan juga anggota Bani Umayah. Pada waktu itu , Muawiyah bin Abu Sufyan menjabat sebagai Gubernur di Damaskus ( Suriah ).
Wafatnya Khalifah Usman bin Affan menjadi momentum perpecahan dikalangan umat Islam , yaitu :
  1. Kelompok Mu'awiyah menuntut bela atas terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib juga ikut bertanggung jawab.
  2. Kelompok Aisyah, Zubair dan Talhah menyatkan tidak setuju atas tuntutan bela wafatnya Usman bin Affan, begitu pula tidak setuju atas pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah
  3. Kelompok pendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib
     Peristiwa terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan menyebabkan perpecahan antara Muawiayh bin Abu Sufyan dengan Ali bin Abi Thalib yang menggantikan Usman bin Affan sebagai Khalifah. Kelompok Bani Umayah merasa tidak puas terhadap kebijakan Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menangani kasus terbunuhnya Usman bi Affan.
Perselisihan antara Ali bin Abi Tahlib dan Muawiyah bin Abi Sufyan akhirnya pecah menjadi Perang Shiffin. Perang diakhiri dengan peristiwa Tahkim yang menyebabkan munculnya 2 kelompok
  1. Kelompok Syi'ah , yaitu kelompok yang setuju dan mendukung keputusan Khalifah Ali bin Abi Thalib
  2. Khawarij, yaitu kelompok di pihak Ali bin Abi Thalib yang tidak mau menerima hasil Tahkim. Perselisihan tersebut berakhir dengan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib oleh Ibnu Muljam dari kelompok Khawarij.
     Sepeninggal Ali bin Abi Thalib pemerintahan  dilanjutkan oleh Putranya Hasan bin Ali, akan tetapi pemerintahan Hasan hanya bertahan beberapa bulan. Posisinya yang makin lemah dan keinginannya untuk mempersatukan umat islam membuat Hasan bin Ali menyerahkan pemerintahan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. Hasan bin Ali tidak menginginkan peperangan berkepanjangan yang menyebabkan banyak korban jiwa dikalangan umat Islam. Penyerahan Dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan dengan 3 perjanjian yaitu :
  1. Mu'awiyah harus memberi jaminan akan keselamatan Hasan dan keluarganya.
  2. Mu'awiyah harus menjaga nama baik Khalifah Ali bin Abi Thalib termasuk menghentikan caci maki didalam kutbah maupun dalam pidato-pidatonya
  3. Setelah Mu'awiyah wafat jabatan khalifah harus diserahkan kepada musyawarah kaum muslimin
     Peristiwa penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abu Sufyan itu terkenal dengan sebutan Amul Jama'ah atau tahun penyatuan . Peristiwa itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi pemerintahan Islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat kekuasaan dari Madinah ke Damaskus ( Suriah ).
     Keturunan Umayah memegang kekuasaan Islam selama 90 tahun, kemudian dikenal dengan Dinasti Umayah. Selama kurun waktu tersebut pemerintahan dipegang oleh 14 orang. Khalifah-Khalifah itu adalah sebagai berikut :
  1. Muawiyah bin Abu Sufyan ( Muawiyah I )           661-680 M
  2. Yazid bin Muawiyah ( Yazid II )                          680-683 M
  3. Muawiyah bin Yazid                                            683-684 M
  4. Marwan bin Hakam (Marwan I)                          684-685 M
  5. Abdul Malik bin Marwan                                     685-705 M
  6. Al Walid bin Abdul Malik ( Al Walid II )             705-715 M
  7. Sulaiman bin Abdul Malik                                    715-717 M
  8. Umar bin Abdul Aziz ( Umar II )                          717-720 M
  9. Yazid bin Abdul Malik ( Yazid II )                       720-724 M                                     
  10. Hisyam bin Abdul Malik                                      724-743 M
  11. Al-Walid bi Yazid ( Al Walid II )                         743-744 M
  12. Yazid bin al Walid ( Yazid III )                            744 M
  13. Ibrahim bin al Walid                                            744 M
  14. Marwan bin Muhammad ( Marwan III )              744-750 M
Pada masa awal , kebijakan pemerintah Dinasti Umayah lebih banyak ditujukan untuk memperluas wilayah Islam dengan kekuatan militer. Namun pada periode berikutnya, dinasti ini berhasil menata pemerintahannya diberbagai bidang. Hal ini  tercapai berkat jasa dari empat orang Khalifah , yaitu :
  1. Abdul Malik bin Marwan
  2. Walid bin Abdul Malik
  3. Umar bin Abdul Aziz
  4. Hisyam bin Abdul Malik
Pada masa pemerintahan merekalah tercapai kemakmuran dan kemajuan yang tidak hanya dinikmati oleh rakyat yang beragama Islam saja, namun kemajuan dan kemakmuran tersebut dapat dinikmati oleh kalangan non muslim. karena pada saat itu kas negara sangat banyak dan melimpah bahkan sulit untuk mencari seseorang yang mau menerima zakat.





Daftara Pustaka

Dewan Redaksi  Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Esposto John.L.1999. The Osford History of Islam.Oxford:Oxford History Press
Khalid Muhammad.1992. 60 Sahabat Rasulullah. Bandung .CV Diponegoro
Lapidus,Ira M.2000. Sejarah Sosial Umat Islam. jakarta :Raja Grafindo Persada
Nasution,Harun.1992.Ensiklopedi Islam Indoensia.Jakarta: PT Djambatan
Syalabi,Ahmad.1987.Sejarah Kebudayaan Islam.Jakarta:Pustaka Al-Husna
Syed mahmuddunnasir.1994.Islam: Konsepsi dan Sejarahnya.Penerjemah:Drs Dadang Affandi .Bandung: Remaja Rosdakarya Ofset.
al-Usairy,Ahmad.2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Muhammad hingga Abad XX Penerjemah; H.Samson rahman .jakarta: Akbar Media Sarana .
Yatim badri.1993. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: raja Grafindo Persada.

Kamis, 01 November 2012

Gaya Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

   Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat sahabat Nabi Muhammad , mempunyai karakter yang berbeda-beda.
  • Kholifah Abi Bakar as Shidiq mempunyai karakter yang lemah lembut dan tegas. Dalam suasana yang kacau pemimpin yang berkarakter seperti Kholifah Abu Bakar as Shidiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, dapat menginsafkan orang-orang terbujuk berbuat makar. Sementara orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara tegas oleh Abu Bakar as Shidiq.
  • Kholifah Umar bin Khattab ,mempunyai karakter : Cerdas,tegas dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasannya Umar bin Khattab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang islami.
  • Usman bin Affan . Masa Usman bin Affan situasi sudah aman. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin yang shaleh, penyantun dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti  Kholifah Usman bin Affan  kemakmuran rakyat tercapai, baik jasmani maupun rohani.
  • Ali bin Abi Thalib. Sebagai masa peralihan dari Kholifah Usman bin Affan ke Kholifah Ali bin Abi Thalib , kekacauan kembali terjadi. Dalam kondisi negara seperti itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan. Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tepat. Ketegasan Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam membela kebenaran mirip dengan Khalifah Umar bin Khattab.




Darsono. T.Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam/ VII
 
Copyright © 2014 Serba Serbi Shared By by Themes24x7.