Kerajaan Banten meliputi wilayah sebelah barat pantai Jawa sampai ke Lampung . Daerah ini sebelumnya merupakan daerah tetangga Kerajaan Pajajaran yang dalam Carita Parahyangan dikenal dengan nama Wahanten Girang .Peletak Dasar kerajaan Banten adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Pada tahun 1526 M , Syarif Hidayatullah menguasai bagian barat pantai jawa tersebut untuk menundukkan Kerajaan Pajajaran. Daerah Kerajaan Banten menjadi Batu Loncatan menguasai Pajajaran.
Kerajaan banten dijadikan sebagai basis penyerangan Kerajaan Demak dan Cirebon untuk menguasai Kerajaan Pajajaran dan Pelabuhan Sunda kelapa. Penyerangan ke Kerajaan Pajajaran dilakukan karena penolakan Kerajaan Pajajaran atas usaha penyebaran agama Islam. Selain itu, Kerjaan Pajajaran juga menolak mengakui kekuasaan Kerajaan Demak atas Pajajaran.
Meskipun pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai pada tahun 1527 namun Kerajaan Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Kerjaan Demak. Ketika Sultan Hadiwijaya Berkuasa di Demak , Kerajaan Banten Baru menjadi kesultanan yang merdeka dari kerjaan Demak. Raja pertamanya adalah Putra Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanudin.
Pada masa pemerintahannya ( 1552-1570 ) , penyiaran agama Islam dan hubungan perdagangan berkembang luas. Penguasaan Kerajaan Banten atas Lampung dan selat Sunda sangat penting bagi kegiatan perdangan Banten. Dari kegiaan perdagangan ini kerajaan baten dan mendapat pajak lintas perairan. hasanudin juga menjalin persahabatan yang erat dengan Kerajaan Indrapura di Sumatra. Hubungan diplomatik ini diperkuat melalui pernikahan politik antara
Hasanudiin dengan putri raja Indrapura.
Penguasa Kerajaan Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf. Ia memimpin Kerajaan Banten dari tahun
|
Maulana Yusuf |
1570-1580 M. selama sembilan tahun dibawah pimpinan Maulana Yusuf. Kerajaan Banten berusaha menaklukkan Pakuan,ibu kota Kerajaan Pajajaran. Daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran lainya telah berhasil diduduki kecuali Pakuan. Baru pada tahun 1579, Banten berhasil menaklukkan Pakuan. Para Bangsawan Kerajaan Pajaran yang bersedia masuk Islam dapat mempertahankan jabatan dan gelarnya.
Setelah Maulana Yusuf wafat tahun 1580, tahta Kerajaan Banten dipegang oleh Maulana Muhammad, putranya yang masih berumur 9 tahun. karena masih muda, kkekuasaan pemerintahan dijalankan oleh sebuah badan perwakilan yang terdiri dari Kali ( Jaksa Agung ) dan empat mentri. Badan perwalian berkuasa sampai Maulana Muhammad cukup umur untuk memerintah.
Pada tahun 1589. Banten melancarkan serangan terhadap Kerajaan Palembang, dipimpin langsung oleh Maulana Muhammad. Penyerangan ini bertujuan untuk melancarkan perdagangan hasil bumi dan rempah-rempah dari Sumatra. Sayangnya, penyerbuan ini tidak berhasil dan Maulana Muhammad Gugur.
Gugurnya Maulan Muhammad menyebabkan kosongnya tahta kerajaan Banten. Adapun putra Maulana Muhammad yang bernama Abu Mufakhir masih bersuia 5 bulan. Pemerintahan Banten sementara dijalankan badan perwalian yang diketuai oleh Jayanegara ( Wali Kerajaan ) dan Nyai Emban Rangkung ( pengasuh pangeran ). Pada masa inilah armada dagang Belanda pertama kali tiba di Kerajaan Banten yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Abu Mufakhir baru resmi menjalankan kekuasaan pada tahun 1596. Tahun1638 ,Khalifah Mekah memberikan gelar Sultan pada Abu Mufakhir . Abu Mufakhir wafat th 1651 . Putranya meneruskan pemerinatahan Bnaten dengan gelar Sultan Abu Mu'ali Ahmad Rahmatullah, tetapi tidak lama kemudian ia wafat.
Raja Banten berikutnya adalah Sultan Agung Tirtayasa. dibawah pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa ,
Kerajaan Banten berhasil mencapai kejayaan . Sultan Agung Tirtayasa berusaha mengusir kekuasaan armada dagang belanda ( VOC ) dari kerajaan Banten , tetapi usahanya gagal.
Menyadari kekuatan militer Kerajaan Banten yang tidak seimbang dengan Belanda, Sultan Agung Tirtayasa menghentikan taktik konfrontasi langsung sebagai gantinya , ia memerintahkan perampokan dan perusakan perkebunan tebu Belanda serta berusaha menyaingi perdagangan Belanda. Th 1671 Sultan Agung Tirtayasa mengangkat putra mahkotanya , Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji sebagai Raja Muda. Pemerintahan sehari- hari dijalankan oleh Sultan Haji, sementara Sultan Agung Tirtayasa tetap mengawasi .
Ternyata Sultan Haji selama memerintah bersahabat dengan Belanda ( VOC ) . VOC memanfaatkan kesempatan ini mempengaruhi kebijakan pemerintahan Sultan Haji. Sultan Agung Tirtayasa tidak menyetujui hubungannya dengan belanda dan berniat mencabut kembali mandat kekuasaannya. Sultan Haji dengan dukungan Belanda tetap mempertahankan tahta kerajaan Banten sehingga timbul persengketaann dan perang saudara. Akibat pengkianatan ini , pada tahun 1683 Sultan Agung Tirtayasa berhasil ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda di Batavia. Sultan Agung Tirtayasa wafat th 1692 dan kerajaan Banten menjadi boneka dibawah kendali Belanda.
Kehidupan perekonomian Kerajaan Banten berpusat pada perdagangan, pertanian dan perkebunan. Tanah
Jawa yang subur menjamin hasil pertanian berupa padi yang melimpah.
Letak Banten sangat strategis karena terbentang dari Jawa Barat sampai Lampung. Banten secara otomatis menguasai jalur perdagangan Selat Sunda. Pelabuhan Banten menjadi tempat transit alternatif yang ramai setelah pelabuhan Malaka dikuasai Portugis. Jalur perdagangan melaui Selat Sunda menjadi sangat ramai . Terutama karena kerjaan Banten menerapkan sistim perdagangan bebas. Perlahan -lahan perdagangan monopoli Portugis di Kerajaan Malaka menjadi sepi.
Ramainya pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa menyebabkan tumbuhnya banyak perkampungan dari suku dan bangsa luar Pulau Jawa. Perkembangan perkampungan ini hidup sesuai dengan tradisi penduduk yang mendiaminya . Selain berdasarkan etnis, profesi tertentu juga umbuh di kerajaann Banten. Perkampungan di Banten menerapkan ajaran adat berdasarkan ajaran Islam. Penduduk kerajaan Pajajaran tidak mau menganut Islam mengasingkan diri ke pedalaman Jawa Barat . Mereka di sebut Suku
Baduy. Merka menerapkan sistim kepercayaan yang disebut
Pasundan Kawitan. atau Pasundan pertama adalah perpaduan agama Hindu dengan kepercayaan tradisional Suku Sunda.
Dengan Banyaknya perkampungan asing di Kerajaan Banten, agama Islam bukanlah satu-satunya pengaruh
|
Masjid Agung Banten |
yang memperkaya kehidupan masyarakat kerjaan Bnaten. Sayangnya peninggalann budya dari Kerajaan Banten tidak banyak ditemukan.
Namun demikian pengaruh Islam dalam seni bangunan Banten dapat dilihat pada Bangunan Masjid Agung Banten dan komplek Makam Raja-raja Banten di Kenari.
H. Darosno. T Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 3