BREAKING NEWS

Minggu, 04 November 2012

Sejarah Berdirinya Dinasti Umayah

     Pengertian kata Bani,Dinasti dan Daulah. ketiga kata tersebut memiliki arti yang berbeda ,tetapi sangat terkait erat. Kata bani berarti anak,anak cucu, atau keturunan. Dengan demikian , yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Umayah bin Abdu Syams.
Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan semuanya berasal dari keluarga. Dengan demikian Dinasti Umayah adalah keturunan raja -raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah. Adapun kata Daulah berarti kekuasaan, pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Umayah adalah negara yang diperintah oleh  Dinasti Umayah yang raja-rajanya dari Bani Umayah.
     Muawiyah bin Abi Sufyan adalah putra dari Abu Sufyan bin Harb, seorang tokoh berpengaruh dari Bani Umayah. Ia masuk Islam bersama ayahnya pada saat terjadi Fathu Makkah. Pada masa Nabi Muhammad saw, ia menjadi salah satu perawi hadits yang baik. Pada masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq, Muawiyah bin Abu Sufyan memimpin tentara Islam dalam perang Riddah untuk menumpas kaum murtad.
   Peran Muawiyah bin Abu Sufyan bertambah besar pada masa Kholifah Usman bin Affan. Salah satu sebabnya adalah Usman bin Affan juga anggota Bani Umayah. Pada waktu itu , Muawiyah bin Abu Sufyan menjabat sebagai Gubernur di Damaskus ( Suriah ).
Wafatnya Khalifah Usman bin Affan menjadi momentum perpecahan dikalangan umat Islam , yaitu :
  1. Kelompok Mu'awiyah menuntut bela atas terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib juga ikut bertanggung jawab.
  2. Kelompok Aisyah, Zubair dan Talhah menyatkan tidak setuju atas tuntutan bela wafatnya Usman bin Affan, begitu pula tidak setuju atas pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah
  3. Kelompok pendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib
     Peristiwa terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan menyebabkan perpecahan antara Muawiayh bin Abu Sufyan dengan Ali bin Abi Thalib yang menggantikan Usman bin Affan sebagai Khalifah. Kelompok Bani Umayah merasa tidak puas terhadap kebijakan Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menangani kasus terbunuhnya Usman bi Affan.
Perselisihan antara Ali bin Abi Tahlib dan Muawiyah bin Abi Sufyan akhirnya pecah menjadi Perang Shiffin. Perang diakhiri dengan peristiwa Tahkim yang menyebabkan munculnya 2 kelompok
  1. Kelompok Syi'ah , yaitu kelompok yang setuju dan mendukung keputusan Khalifah Ali bin Abi Thalib
  2. Khawarij, yaitu kelompok di pihak Ali bin Abi Thalib yang tidak mau menerima hasil Tahkim. Perselisihan tersebut berakhir dengan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib oleh Ibnu Muljam dari kelompok Khawarij.
     Sepeninggal Ali bin Abi Thalib pemerintahan  dilanjutkan oleh Putranya Hasan bin Ali, akan tetapi pemerintahan Hasan hanya bertahan beberapa bulan. Posisinya yang makin lemah dan keinginannya untuk mempersatukan umat islam membuat Hasan bin Ali menyerahkan pemerintahan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. Hasan bin Ali tidak menginginkan peperangan berkepanjangan yang menyebabkan banyak korban jiwa dikalangan umat Islam. Penyerahan Dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan dengan 3 perjanjian yaitu :
  1. Mu'awiyah harus memberi jaminan akan keselamatan Hasan dan keluarganya.
  2. Mu'awiyah harus menjaga nama baik Khalifah Ali bin Abi Thalib termasuk menghentikan caci maki didalam kutbah maupun dalam pidato-pidatonya
  3. Setelah Mu'awiyah wafat jabatan khalifah harus diserahkan kepada musyawarah kaum muslimin
     Peristiwa penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abu Sufyan itu terkenal dengan sebutan Amul Jama'ah atau tahun penyatuan . Peristiwa itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi pemerintahan Islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat kekuasaan dari Madinah ke Damaskus ( Suriah ).
     Keturunan Umayah memegang kekuasaan Islam selama 90 tahun, kemudian dikenal dengan Dinasti Umayah. Selama kurun waktu tersebut pemerintahan dipegang oleh 14 orang. Khalifah-Khalifah itu adalah sebagai berikut :
  1. Muawiyah bin Abu Sufyan ( Muawiyah I )           661-680 M
  2. Yazid bin Muawiyah ( Yazid II )                          680-683 M
  3. Muawiyah bin Yazid                                            683-684 M
  4. Marwan bin Hakam (Marwan I)                          684-685 M
  5. Abdul Malik bin Marwan                                     685-705 M
  6. Al Walid bin Abdul Malik ( Al Walid II )             705-715 M
  7. Sulaiman bin Abdul Malik                                    715-717 M
  8. Umar bin Abdul Aziz ( Umar II )                          717-720 M
  9. Yazid bin Abdul Malik ( Yazid II )                       720-724 M                                     
  10. Hisyam bin Abdul Malik                                      724-743 M
  11. Al-Walid bi Yazid ( Al Walid II )                         743-744 M
  12. Yazid bin al Walid ( Yazid III )                            744 M
  13. Ibrahim bin al Walid                                            744 M
  14. Marwan bin Muhammad ( Marwan III )              744-750 M
Pada masa awal , kebijakan pemerintah Dinasti Umayah lebih banyak ditujukan untuk memperluas wilayah Islam dengan kekuatan militer. Namun pada periode berikutnya, dinasti ini berhasil menata pemerintahannya diberbagai bidang. Hal ini  tercapai berkat jasa dari empat orang Khalifah , yaitu :
  1. Abdul Malik bin Marwan
  2. Walid bin Abdul Malik
  3. Umar bin Abdul Aziz
  4. Hisyam bin Abdul Malik
Pada masa pemerintahan merekalah tercapai kemakmuran dan kemajuan yang tidak hanya dinikmati oleh rakyat yang beragama Islam saja, namun kemajuan dan kemakmuran tersebut dapat dinikmati oleh kalangan non muslim. karena pada saat itu kas negara sangat banyak dan melimpah bahkan sulit untuk mencari seseorang yang mau menerima zakat.





Daftara Pustaka

Dewan Redaksi  Ensiklopedi Islam. 1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve
Esposto John.L.1999. The Osford History of Islam.Oxford:Oxford History Press
Khalid Muhammad.1992. 60 Sahabat Rasulullah. Bandung .CV Diponegoro
Lapidus,Ira M.2000. Sejarah Sosial Umat Islam. jakarta :Raja Grafindo Persada
Nasution,Harun.1992.Ensiklopedi Islam Indoensia.Jakarta: PT Djambatan
Syalabi,Ahmad.1987.Sejarah Kebudayaan Islam.Jakarta:Pustaka Al-Husna
Syed mahmuddunnasir.1994.Islam: Konsepsi dan Sejarahnya.Penerjemah:Drs Dadang Affandi .Bandung: Remaja Rosdakarya Ofset.
al-Usairy,Ahmad.2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Muhammad hingga Abad XX Penerjemah; H.Samson rahman .jakarta: Akbar Media Sarana .
Yatim badri.1993. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: raja Grafindo Persada.

Kamis, 01 November 2012

Gaya Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

   Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat sahabat Nabi Muhammad , mempunyai karakter yang berbeda-beda.
  • Kholifah Abi Bakar as Shidiq mempunyai karakter yang lemah lembut dan tegas. Dalam suasana yang kacau pemimpin yang berkarakter seperti Kholifah Abu Bakar as Shidiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, dapat menginsafkan orang-orang terbujuk berbuat makar. Sementara orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara tegas oleh Abu Bakar as Shidiq.
  • Kholifah Umar bin Khattab ,mempunyai karakter : Cerdas,tegas dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasannya Umar bin Khattab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang islami.
  • Usman bin Affan . Masa Usman bin Affan situasi sudah aman. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin yang shaleh, penyantun dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti  Kholifah Usman bin Affan  kemakmuran rakyat tercapai, baik jasmani maupun rohani.
  • Ali bin Abi Thalib. Sebagai masa peralihan dari Kholifah Usman bin Affan ke Kholifah Ali bin Abi Thalib , kekacauan kembali terjadi. Dalam kondisi negara seperti itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan. Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tepat. Ketegasan Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam membela kebenaran mirip dengan Khalifah Umar bin Khattab.




Darsono. T.Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam/ VII

Rabu, 31 Oktober 2012

Ibrah Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

       Ibrah atau keteladanan yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah meneladani prestasi yang dicapai. 
  • Khalifah Abu Bakar as Shidiq merupakan satu sosok pemimpin yang tegas dan teguh memegang kebenaran. Kholifah Abu Bakar as Shidiq segera membrantas suatu gerakan yang dinilai menyalahi Islam, tanpa memberi kesempatan gerakan tersebut berkembang .
  • Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khattab  juga selalu membuka diri untuk  menerima suara langsung dari rakyatnya.
  • Khalifah Usman bin Affan merupakan salah satu pemimpin yang lemah lembut dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka mengadakan pendekatan persuasif jika terjadi gejolak.
  • Kholifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas,keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, Khalifah Ali bin Abi Thalib lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya, dari pada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan.



Darsono. T . Ibrahim/ Sejarah Kebudayaan Islam/ VII



Senin, 29 Oktober 2012

Masa Kholifah Ali bin Abi Thalib

     Pada masa kepeminpinan Kholifah Usman bin Affan , terjadi fitnah yang besar di kalangan kaum muslimin di beberapa daerah, terutama di Basrah,Mesir dan Kufah. Fitnah-fitnah tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Saba.  Fitnah tersebut berhasil menghasut beberapa pihak untuk membrontak dan menuntut mundurnya Khalifah Usman bin Affan.
Basrah
     Dalam masa krisis tersebut , beliau tetap tidak mau menggunakan pengawalan khusus yang ditawarkan para sahabatnya. Suatu ketika , para pembrontak berhasil berhasil menyerbu rumah Kholifah Usman bin Affan dan membunuhnya. 

Saat kejadian itu, Kholifah Usman bin Affan sedang menjalankan puasa sunah dan membaca Al-Qur'an. Malam harinya sebelum terbunuh beliau mimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya, Rasulullah saw meminta untuk berpuasa dan besuknya akan berbuka dengan Rasulullah saw. Mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan.
Mesir

     
Sepeninggal Kholifah Usman bin Affan dalam kondisi yang masih kacau , kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi Kholifah . Akan tetapi ada bebarapa tokoh yang menolak usulan tersebut diantaranya Muawiyah bin Abi Sufyan. Mereka menolak Ali bin Abi Thalib pada umumnya adalah para gubernur atau pejabat yang berasal dari keluarga besar Kholifah Usman bin Affan . Mereka menuntut pembunuh Kholifah Usman bin Affan ditangkap

Kufah
terlebih dahulu. Setelah itu barulah masalah pergantian pemimpin dibicarakan . Sebaliknya , pihak Ali bin Abi Tahlib  berpendapat bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu. Seteleh itu , barulah pembunuh  Kholifah Usman bin Affan dicari bersama-sama. Perbedaan pendapat tersebut awal pecahnya persatuan kaum muslimin saat itu. Akhirnya Ali bin Abi Thalib tetap diangkat sebagai  kholifah meskipun ada beberapa kalangan yang tidak tersedia mengakuinya.



 Kholifah Ali bin Abi Thalib melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah dicapai .
a.   Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap.
     Kholifah Ali bin Abi Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi, pejabat-pejabat tersebut ternyata banyak yang berasal dari keluarga Kholifah Usman bin Affan ( Bani Umayah ). Akibatnya, makin banyak kalangan Bani Umayah yang tidak  menyukai Kholifah Ali bin Abi Thalib.

b.  Membenahi Keuangan Negara ( Baitul Mal ).
     Setelah mengganti para pejabat yang kurang cakap, Khalifah Ali bin Abi Tahlib kemudian menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak  benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

c.  Memajukan Bidang Ilmu Bahasa.
    Pada saat Kholifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan , Wilayah Islam sudah mencapai India. Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab.
    Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur'an dan Hadits. Kholifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajarai tata bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat membantu orang-orang non  Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran islam, yaitu Al-Qur'an dan Hadits.

d.   Bidang Pembangunan
     Salah satu pembangunan yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah pembangunan Kota Kuffah. Pada awalnya kota Kufah disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi , Kota Kufah kemudian berkembang  menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits,ilmu nahwu dan ilmu pengetahuan lainya.
     Pada waktu itu , perselisihan antara pendukung Kholifah Ali bin Abi Thalib dan Mua'wiyah bin Abu Sufyan makin membesar. Perselisihan itulah yang menjadi awal berakhirnya pemerintahan Islam dibawah Khulafaur Rasyidin. meskipun memiliki kelemahan-kelemahan, para ahli sejarah menyatakan bahwa pemerintahan Islam masa Khulafaur Rasyidin merupakan masa pemerintahan Islam yang paling mendekati masa pemerintahan Rasulullah saw.


Darsono. T Ibrahim .Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam/VII



Masa Kholifah Utsman bin Affan

   Utsman bin Affan bin Affan dipilih sebagai Kholifah menggantikan Kholifah Umar bin Khattab  yang meninggal karena di tikam oleh Abu Lu'luah saat beliau menjadi imam sholat subuh.
Saat menjelang wafatnya , Kholifah telah membentuk sebuah dewan yang akan menggantinya.Dewan tersebut beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi derajatnya.
Keenam anggota dewan tersebut adalah :
  • Usman bin Affan.
  • Ali bin Abi Thalib
  • Thalhah bin Ubaidillah
  • Zubair bin Awwam
  • Abdurrahman bin Auf
  • Sa'ad bin Abi Waqas
Dewan tersebut bertugas  memilih salah satu dari mereka untuk menjadi Kholifah . Ketua Dewan dipegang oleh Abdurrahman bin Auf . Pemilihan di lakukan dengan cara musyawarah dan mufakat dan untuk mencari suara terbanyak.
Pada akhirnya Usman bin Affan terpilih sebagai kholifah pengganti Umar bin Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun.
Prestasi yang dicapai Utsman bin Affan :

a.    Kodifikasi Mushaf al Qur'an
       Usaha kodifikasi ( pembukuan ) ayata-ayat Al-Qur'an  sudah dimulai sejak masa kholifah Abu Bakar As Shidiq . Ayat-ayat Al- Qur'an yang terkumpul  pada masa itu disimpan oleh Hafsah binti Umar , salah satu istri Rasulullah saw.
Pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan, wilayah islam sudah sangat luas.Hal ini menimbulkan kekhatiran akan terjadinya perbedaan pembelajaran Al-Qur'an di beberapa pelosok wilayah . Perbedaan itu meliputi susunan surahnya atau lafal ( dialiknya.)
Salah seorang sahabat bernama Huzaifah bin Yaman  melihat perselisihan antara tentara islam ketika menaklukkan Armenia  dan Azerbeijan . Masing-masing pihak menganggap cara membaca Al- Qur'an yang dilakukan adalah paling baik.
     Perselisihan tersebut kemudian dilaporkan oleh Huzaifah bin Yaman kepada Kholifah Usman bin Affan selanjutnya Kholifah Usman bin Affan membentuk sebuah panitia penyusunan Al- Qur'an . Panitia ini di ketuai oleh Zaid bin Tsabit anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Harits.  Tugas yang dilaksanakan adalah menyalin ulang ayat-ayat Al-Qur'an dalam sebuah buku yang disebut mushaf.
     Salinan kumpulan Al-Qur'an itu disebut mushaf oleh Panitia Mushaf diperbanyak sejumlah empat buah. Salah.  Salah satunya tetap berada di Madinah , sedangkan empat lainya dikirim ke Madinah,Suriah,Basrah, dan Kufah . Semua naskah Al-Qur'an yang dikirim ke daerah -daerah itu dijadikan pedoman dalam penyalinan berikutnya di daerah masing-masing. Naskah yang ditinggal di Madinah disebut Mushaf Al-Imam atau Mushaf Usmani.

b.   Renovasi Masjid Nabawi
      Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama   kali didirikan oleh Nabi Muhammad saw. pada saat pertama kali tiba di Madinah dari perjalanan hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat sederhana . Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam , maka Kholifah Umar bin Khattab mulai memperluas masjid ini. Majid Nabawi telah mulai dibangun sejak masa Kholifah Umar bin Khattab yang kemudian dilanjutkan merenovasinya dan diperluas oleh Kholifah Usman bin Affan. selain diperluas ,masjid Nabawi juga dibangun dengan bentuk dan coraknya yang lebih indah.

c.   Pembentukan Angkatan Laut
      Pada masa Kholifah Usman bin Affan , wilayah islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga konstantinopel . Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah mengusulkan dibentuknya angkatan laut . Usul itu disambut dengan baik oleh Kholifah Usman bin Affan .

Cyprus

Konstantinopel




d.    Perluasan Wilayah Islam
       Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan untuk menjadikan dunia memeluk dan mengakui islam. Pada masa pemerintahan Kholifah Usman bin Affan wilayah Islam semakin meluas. Wilayah Azer Baijan berhasil di taklukkan pasukan muslim dibawah pimpinan Said bin As dan Huzaifah bin Yaman






Darsono.T Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam/ VII





Kamis, 25 Oktober 2012

Masa Kholifah Umar bin Khattab

    Umar bin Khattab merupakan musuh utama Islam sebelum menyatakan masuk Islam., ada dua Umar dikalangan pembesar Quraisy  yang sangat ditakuti umat Islam. Pertama adalah Umar bin Khattab , kedua Umar bin Hisyam dikenal dengan Abu Jahal. keduanya merupakan tokoh yang memusuhi Islam dan jago berperang.
Setelah Umar bin Khattab masuk Islam, kaum muslimin tidak perlu dakwah dengan sembunyi-sembunyi . Umar bin Khattab adalah orang yang cerdas. Umar adalah salah satunya sahabat Nabi Muhammad saw, yang tidak serta merta menerima keputusan Nabi Muhammad saw terhadap satu masalah,jika keputusan itu berdasarkan wahyu dari Allah swt dan bukan pemikiran nabi Muhammad, Umar bin Khattab akan langsung mentaatinya. Umar bin Khattab juga sangat tegas dalam membedakan kebenaran dan kebathilan. karena ketegasannya tersebut , Rasulullah saw menyematkan gelar Al Faruq yang artinya Pemisah / pembeda .
Prestasi yang diraih Umar bin Khattab saat menjabat Khalifah adalah :
a.   Perluasan Wilayah
Pada masa itu , perluasan wilayah Islam terjadi besar-besaran dan dikenal sebagai periode Futuhat al Islamiyah. Secara berturut-turut , pasukan Islam berhasil  menguasai Suriah, Persia dan Mesir.
Persia
Mesir
      Pada masa itu , Suriah merupakan pusat perdagangan yang sangat penting . Oleh karena itu, Umar bin Khattab berusaha merebutnya mati-matian. Wilayah Suriah memiliki beberapa kota yang menjadi pusat kekuatan Romawi Timur          ( Bizantium ) yang beragama Kristen. beberapa Kota tersebut adalah Damaskus, Yordania, Yerussalem, Hims dan Antiokia.
Pengepungan Kota Damaskus telah dimulai sejak zaman Kholifah Abu Bakar As Shidiq. Pasukan Islam dipimpin oleh Khalid bin Walid . Penduduk Damaskus bertahan dalam benteng mengharapkan bantuan dari Heraklius dari Hims,akan tetapi bantuan tidak datang. Kota Damaskus dapat di Taklukkan dengan mudah.
    Selama masa kekhalifahan Abu Bakar as Shidiq telah terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan tentara Persia . Ketika itu,Kekaisaran Persia merupakan kekuatan besar di dunia selain Kekaisaran Bizantium . Mereka juga dikenal sebagai Dinasti Sasania . Kekaisaran ini memiliki beberapa kerajaan bawahan . Diantaranya adalah kerajaan Gassan dan Kerajaan Hirah di wilayah Irak . Pada masa Kholifah Abu Bakar juga terjadi Perang Hafar yang menyebabkan Kerajaan Gassan dan Kerajaan Hirah jatuh ketangan kaum muslimin.
    Ketika pasukan dipimpin oleh Khalid bin Walid . Karena ada sesuatu yang mendesak ,Khalid bin Walid diperintahkan berangkat menuju Suriah oleh Abu Bakar as Shidiq sehingga kepemimpinan di     Irak dipegang oleh Musanna bin Haritsah.

    Namun ,kepergian Khalid bin Walid dimanfaatkan oleh orang-orang Persia .Mereka menyerang pasukan Musanna bin Haritsah . Terjadilah Perang Jembatan yang terjadi pada tanggal 26 November 634 M. Dari 9.000 orang pasukan  muslim hanya tersisa 3.000 orang . keadaan demikian sangat  menggusarkan Kholifah Umar bin Khattab. Beliau memerintahkan serangan balasan dan mengoordinasi pasukan muslim. Bantuan didatangkan untuk membantu Musanna bin Harisah. Pasukan Persia dipimpin oleh Mehran. Musanna bin Harisah gugur, tetapi kaum muslimin berhasil memenangkan  pertempuran ini.
   Perluasan wilayah Mesir dilakukan kaum muslimin di bawah pimpinan Amru bin Ash . Atas perintah Umar bin Khattab berangkatlah 4.000 pasukan Islam ke Mesir. Amru bin Ash mencapai perbatasan Mesir pada bulan Desember 639 M. Mula-mula ia merebut Kota al farama di Mesir Timur, Ia kemudian sampai ke benteng Babilon yang termashur . tempat ini merupakan pusat kekuatan Kekaisaran Bizantium  yang besar.Kaum Muslimin dapat menguasai benteng ini serta wilayah mesir lainya.
   Kemenangan umat Islam menjadikan wilayah Islam pada masa Kholifah Umar bin Khattab meluas hingga Afrika Utara, Armenia dan sebagian wilayah Eropa Timur.Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi  beberapa propinsi serta menugaskan seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut.
  • Sa'ad bin Abi Waqqas memerintah wilayah di Kufah
  • Amru bin Ash di Mesir
  • Muawiyah bin Abi Sufyan di Damaskus.

b. Menata Administrasi dan Keuangan Pemerintahan
  Pada masa pemerintahanya Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi keuangan negara. Dewan Perang bertugas mencatat administrasi ketentaraan .
Kholifah Umar bin Khattab adalah Kholifah pertama kali yang memperkenalkan sistim penggajian bagi pegawai pemerintah.
      Kholifah Umar bin Khattab juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya. Besarnya santunan di sesuaikan lamanya memeluk Islam. pada masa Kholifah Umar bin Khattab,kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.

c. Penetapan Kalender Hijrah
      Kalender Hijriah di cetuskan oleh Khalifah Umar bin Khattab . Sebelum sistim kalender hijriah , orang-orang menggunakan sistim kalender Masehi. Sistim kalender Masehi  ini banyak digunakan oleh orang-orang Nasrani .
     Khalifah Umar bin Khattab menetapkan permulaan tahun Islam adalah pada saat Nabi Muhammad saw Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Hal ini disebabkan hijrah merupakan titik balik kemenangnan Islam. Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam . periode dakwah sebelum Nabi Muhammad saw hijrah di sebut Peiode Mekah. Sedangkan periode dakwah Nabi Muhammad saw setelah hijrah dikenal sebagi Periode Madinah. Demikian pula  pembagian surah Al- Qur'an . Surah Al-Qur'an yang turun sebelum hijrah disebut surah Makkiyah, sedangkan surah yang turun setelah hijrah disebut surah Madaniyah..





Darsono.T Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam/ VII


















   

Kamis, 10 Mei 2012

Masa Kholifah Abu Bakar as- Shidiq

      Masa kepemimpinannya ,Khalifah Abu Bakar  as-Siddiq melakukan beberapa usaha dan mencapai beberapa prestasi :
a.   Memerangi Kaum Murtad
      Segera setelah suksesi Abu Bakar as Shidiq , beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas muncul. Beberapa suku  Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed menyatakan murtad atau membangkang kepada Kholifah baru dan sistim yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayara zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lama, yakni menyembah berhala . Suku-suku tersebut menyatakan bahwa hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu , kematian Nabi Muhammad saw menjadi alasan sehingga perjanjian tersebut tidak berlaku lagi.
      Rasa kesukuan dan sifat patenalistik, yaitu tunduk secara membabi buta kepada pemimpinnya,juga menjadi penyebab timbulnya gerakan murtad ( Riddah ). Bangsa arab mempunyai rasa kesukuan yang sangat tinggi. masing-masing suku menganggap dirinyalah yang paling baik.
Nabi-nabi palsu yang ingin menghancurkan Islam diantaranya.
  1. Al -Aswad al Ansi
  2. Thulaihah bin Khuwalid al Asadi
  3. Malik bin Nuwairah
  4. Musailamah al Kazab
       Al- Anwad al Ansi memimpin  pasukan suku Badui di Yaman. mereka berhasil merebut Najran dan San'a. akan tetapi Al  Aswad al Ansi terbunuh oleh saudara gubernur Yaman.Ketika Zubair bin Awwam datang di Yaman Al Ansi telah terbunuh. Pasukan Islam berhasil menguasi Yaman.
       Thulaihah bin Thuwailid al Asadi mengangap dirinya sebagai nabi. pengikutnya berasal dari Bani Asad, Gatafan  dan Bani Amir. Abu Bakar as Siddiq mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid . pertempuran teradi  di dekat sumur Buzakhah. Pasukan muslim berhasil mengalahkakn mereka.
        Malik bin Nuwairah merupakan pemimpin Bani Yarbu' dan Bani Tamim . Sepeninggal Nabi Muhammad saw,mereka tidak mengakui Islam .Pasukan Khalid bin Walid kemudian bergerak menuju perkampungan mereka . Dalam pertempuran yang sengit .Malik bin Nuwairah mati terbunuh.
        Musailamah al Kazab mengaku dirinya sebagai Nabi . Ia didukung oleh Bani Hanifah di Yamamah. Ia mengawini Sajah yang mengaku sebagai nabi di kalangan Kristen. mereka berhasil menyusun Pasukan dengan kekuatan 40.000 orang. Khalifah Abu Bakar as Siddiq  mengirimkan Ikrimah bin Abu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah . pada mulanya pasukan Islam terdesak. Akan tetapi , pasukan bantuan mereka datang dipimpin Khalid  bin Walid. Pasukan Musailamah berhasil dikalahkan .10.000 orang kaum murtad mati terbunuh, Ribuan kaum muslimin gugur dalam perang ini , termasuk penghafal Al-Qur'an. Perang ini dinamakan Perang Yamamah dan merupakan yang paling besar diantara perang melawan kaum murtad lainya. 
        Setelah berhasil mengalahkan pasukan kaum murtad, pasukan muslim bergerak menuju Bahrain, Oman dan Yaman. Serangkain perang melawan kaum murtad tersebut dinamakan Perang Riddah. Kemenangan dipihak kaum muslimin.

b.    Kodifikasi Al-Qur'an
      Hasil karya masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasehat utama Kholifah Abu Bakar as Siddiq.
   Alasan Umar bin Khattab mengusulkan pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat adalah Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah.
Abu Bakar as Siddiq bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an  dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
     Setelah pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an selesai,mushaf disimpan Kholifah Abu Bakar as Shiddiq. Setelah Abu Bakar as Siddiq meninggal dunia , mushaf tersebut disimpan oleh Hafsah binti Umar , putri Umar bin Khattab dan salah seorang istri Rasulullah.

c.   Perluasan Wilayah Islam
     Tiga hal yang menjadi pegangan utama para da'i atau tentara Islam saat memasuki daerah baru adalah :
  1. Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta hartanya akan dilindungi.
  2. Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar Jizyah ( pajak perlindungan yang sangat ringan ) maka jiwa dan hartanya dilindungi.
  3. Jika menentang , mereka akan diperangi.
Ketiga itulah membuat para da'i atau tentara Islam disambut dengan penuh sukacita ketika memasuki suatu wilayah baru. Bahkan rakyat suatu daerah sangat mengharapkan kedatangan da'i atau tentara Islam. Hal itu menunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
    Beberapa wilayah yang menjadi penyebaran Islam adalah wilayah yang dikuasai Kekaisaran Persia da Bizantium.Khalifah Abu Bakar as Siddiq mengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harits. mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainya yaitu Anbar,Daumatul Jandal dan Fars. Peperangan dihentikan setelah Abu Bakar as Siddiq memeerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Suriah. Ia diperintahkan untuk membantu pasukan  muslim yang mengalami kesulitan menghadapi pasukan Bizantium yang sangat besar.Komando pasukan dikemudian dipegang oelh Musanna bin Haritsah.
    Kekaisaran Bizantium dujaidkan Kota Damaskus, suriah sebagai pusat pemerintahan di wilayah Arab dan sekitarnya. untuk menghadapi mereka. Khlaifah Abu Bkaar as Siddiq mengirimkan beberapa pasukan yaitu :

  1. Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus 
  2. Pasukan Amru bin As ke Palestina
  3. Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
  4. Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims.
Sungai Yarmuk
Ketiak itu pasukan Islam berjumlah 18.000. Pasukan Romawi 240.000 orang. Menghadapi  jumlah pasukan yang sangat besar , pasukan muslim mengalami kesulitan. Khalifah Abu Bakar segera memerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Syam. Berjalanan mereka selama 18 hari melewati 2 padang sahara yang belum pernah dilewatinya.
Pertempuran akhirnya pecah di pingggir sungai Yarmuk , sehingga dinamakan perang Yarmuk. Ketika perang sedang terjadi ada kabar bahwa Abu Bakar meninggal . Beliau digantikan  Umar bin Khattab . Khalid bin Walid kemudian digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Peperangan ini dimenangkan oleh Pasukan Islam dan menjadi kunci utama runtuhnya kekuasaan Bizantium di Tanah Arab.


        





 
Copyright © 2014 Serba Serbi Shared By by Themes24x7.