BREAKING NEWS

Kamis, 31 Maret 2016

Kisi Kisi UJIAN NASIONAL TAHUN 2015 2016

Kisi- Kisi Penilaian
Kisi Kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan  jenjang kemampuan tertentu. 
Fungsi Kisi-kisi adalah sebagai pedoman penulisan soal menjadi perangkat tes.Kisi -kisi disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran .
persyaratan penulisan kisi-kisi :
a. Representatif , yaitu harus betul - betul  mewakili isi kurikulum yang kan dievaluasi
b. Komponen-komponen harus terurai/rinci, jelas dan mudah dipahami
c. Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan

kisi kisi UAMBN th 2015/2016 bisa di buka di www.abdimadrasah.com
Kisi kisi UN th 2015/ 2016 bisa di buka kemdikbud.go.id

Selasa, 10 November 2015

HAORNAS 2015

Kamis, 03 September 2015

PETA

Peta adalah merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil. seperti kenampakan yang dilihat dari atas, disertai dengan simbol yang mewakili kenampakan di permukaan bumi dan tulisan tulisan sebagai tanda pengenal. Secara umum peta dinyatakan sebagai penggambaran dua dimensi( pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. kenampakan permukaan bumi yang bulat, pada sebuah peta digambarkan dengan bidang datar sehingga diperlukan proyeksi. Peta sendiri kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaanya. pembuatan peta dapat dilakukan dengan pengukuran, penggunaan citra pengindraan dan SIG.
Ilmu yang membahas tentang peta di sebut dengan kartografi, sedangkan orang yang ahli dalam membuat peta disebut kartografer. Peta dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu peta berdasarkan isinya, berdasarkan skalanya dan berdasarkan tujuannya.



Search and Rescue DIY

Tanda dan Kualifikasi Medan

1.  Tanda-tanda Medan
  • Tanda dari alam. Sebagian dari bentuk yang tidak dapat dipisahkan dari bumi , misalkan : gunung,lembah, danau, sungai, dsb
  • Tanda medan buatan manusia. Suatu tanda medan yang berada diatas bumi yang bukan bagian dari bumi . Misalkan : jalan, bangunan , pagar, jembatan , dsb.
  • Titik tanda.  Bagian atau tanda lapangannya jelas kelihatan dari bentuk dan warnanya.
2.  Klasifikasi Medan.
  • Dataran rendah . dataran yang terletak 0 mdpl-400 mdpl
  • Dataran Tingggi. dataran yang letaknya mulai dari 400 mdpl dan lebih tinggi dari itu.
  • Lgir gunung. dataran yang menghubungkan  antara bukit dengan bukit atau gunung dengan gunung.
  • Lembah. sebagian medan merupakan dataran yang terjurung atau dikelilingi oleh bukit-bukit.
  • Hutan. bagian medan yang ditumbuhi pohon-pohon rendah dan tinggi
  • Hutan sagu,bambu,rotan dan aneka hasil hutan merupakan daerah yang sering dirambahi manusia dan dekat dengan pemukiman
  • Rimba. hutan primer yang sukar atau sama sekali tidak pernah dilalui oleh manusia.
  • Perkebunan. daerah atau dataran yang ditanami dengan tanaman tertentu secara teratur dan terpelihara
  • Rawa. Dataran yang digenangi oleh air laut, sungai atau danau.                                                       Materi Search and rescue DIY For KRI For Indonesia

Navigasi Darat

Pendahuluan
    Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu obyek dan arah perjalanan serta menggambarkan kondisi daerah pegunungan baik pada medan sebenarnya mapun pada peta, Kemampuan membaca dan memahami peta menggunakan alat navigasi untuk menentukan posisi serta menganalisa dan memberikan asusmsi awal terhadap medan yang dilalui merupakan salah satu dasar yang perlu dimiliki oleh setipa penggiat alam bebas.
Sebagai orang yang dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta penggunaanya mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah. 
A. Tujuan Navigasi
     dalam kegiatn alam bebas , selalu diperlukan pengetahuan tentang navigasi dengan tujuan:
  • Menentukan tanda - tanda di alam untuk menentukan posisi kita di peta atau dialam.
  • Menentukan arah dan tujuan dalam perjalanan
  • Mengetahui keadaan alam yang akan kita hadapi
  • Dapat memebaca peta dan menggunakan kompas
B. Dasar Ilmu Medan
1.  Ilmu Medan yang sebenarnya
      Adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang susunan , bagian dan nama-nama yang dipergunakan dalam ilmu medan. Dalam ilmu medan dibagi menjadi 4 bagian. 
  • Geologi  Mempelajari tentang kulit bumi
  • Marfologi mempelajari bentuk permukaan bumi 
  • Hidrografi mempelajari perairan ( laut,sungai dan rawa )
  • Topografi mempelajari uraian tempat dan daerah.
2.  Ilmu Membayangkan Medan
      Adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk mendapatkan bayangan yang jelas suatu medan. Ilmu medan dapat dibagi dalam :
  • Menggunakan peta topografi. Memerlukan pengetahuan mengukur dengan menggunakan alat-alat sederhana untuk mendapatkan bayangan dari suatu medan yang jelas.
  • Uraian mengenai medan yaitu cara menguraikan suatu medan secara sepintas, lalu termasuk ukuran serta pembuatan suatu medan di atas bidang.
3.  Ilmu Pengintaian.
      Adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara yang baik untuk melakukan pengintaian terhadap suatu medan. Menurut kepentingannya, pengintaian dapat dibagi menajadi :
  • Pengintaian Umum Bertujuan untuk mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin tentang suatu negara, pulau atau daerah tertentu yang akan dijadikan sebagai bahan tindakan dalam peperangan yang mungkin terjadi.
  • Pengintain khusus  Bertujuan mendapatkan keterangan secepat mungkin untuk segera dipergunakan. Luas daerah dan waktu bersifat terbatas karena untuk mengambil tindakan yang garis besarnya telah direncanakan.


Materi Search and Rescue. DIY

Minggu, 01 Maret 2015

Faktor Yang Mempengaruhi Pengomposan

Hal yang perlu diperhatiakn agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat :
1.  Nilai C/N bahan
Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan semakin singkat

2.  Ukuran bahan
Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses pengomposan karena semakin luas bahan yang tersentuh dengan bahan bakteri. bahan organik perlu di cacah hingga ukuran kecil . B 5 cm. ahan yang keras sebaiknya di cacah hingga berukuran 0,5 - 1 cm , sedangkan bahan yang tidak eras dicacah dengan ukuran agak besar , sekitar 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak keras sebaiknya tidak terlalu kecil  karena bahan yang terlalu  hancul ( banyak air ) kurang baik karena kelembapannya terlalu tinggi.

3.   Komposisi bahan
Pengomposan  dari beberapa macam bahan akan lebih baik dan cepat. Pengomosan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat bila di tambah dengan kotoran hewan. Ada juga yang menmbah bahan makanan dari zat pertumbuhan yang dibutuhkan meikroorganisme. dengan demikian, mikroorganisme juga akan mendapatkan bahan makanan lain selain dari bahan organik.

4.   Kelembapan mikroorganisme
Dalam proses pengomposan , yang akan berperan adalah bakteri , fungsi. Actiomycetes dan protozoa. Selain itu harus sering ditambahkan pula mikroorganisme ke dalam bahan yang akan dikomposkan. Dengan bertambahnya jumlah mikroorganisme diharapkan  proses pengomposan akan lebih cepat.

5.  Kelembapan dan aerasi
Pada umumnya mikroorganisme dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40-60%. Kondisi tersebut perlu dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Kelembapan yang lebih rendah atau lebih tinggi dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang atau mati. 

6.  Suhu
Suhu optimal untuk pengomposan sekitar 30-50% . Suhuh yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kematian organisme. Bila suhu relatif rendah, mikroorganisme belum dapat bekerja atau berada dalam keadaan dorman. Aktivitas mikroorganisme dalam proses pengomposan tersebut menghasilkan panas sehingga untuk menjaga suhu tetap optimal sering dilakukan pembalikan. Namun , ada mikroba yang  bekerja pada suhu yang relatif tinggi , yaitu 80 derajat celcius.

7.   Keasaman ( pH)
Proses pengomposan dapat dipercapat dengan bantuan aktivator . beberapa aktivator tersedia dipasaran Orgadec,Stardec,EMA,FIX Up Plus. Proses pengomposan juga dapat melibatkan hewan lain seperti cacing tanah yang bekerja sama dengan mikroba dalam proses penguraian. Dalam hal ini cacing memakan bahan yang tidak terurai, mencampur bahan  organik dan membuat rongga udara sebagai aerasi. Kehadiran caning tanah  dapat mempercepat  pengancuran bahan organik oleh mikroorganisme. Penguraian mikroorganisme disebut pengomposan atau compotiing, sedangkan keterlibatan cacing dalam proses pengomposan disebut Vermicomposting dan hasil disebut casting atau kascing.



Yovita Hrety Indriani " Membuat kompos secara kilat"




Prinsip Pengomposan

      Bahan organik tidak langsung digunakan atau dimanfaatkan oeh tanman karena perbandingan C/N dalam bahan tersebut relatif tingi atau tidak sama dengan C/N tanah . Nilai C/N merupakan hasil perbandngan antara karbohidrat dan nitrogen. Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik mempunyai kandungan C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah, bahan tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Namun , umumya bahan organik yang segar mempunyai C/N yang tinggi, seperti jerami padi             ( 50-70 ) , daun daunan ( > 50 , tergantung jenisnya ) cabang tanaman ( 15-60 tergantung jenisnya ) dan kayu yang telah tua ( bisa mencapai 400).
Berikut perubahan yang terjadi dalam pengomposan .
  1. Karbohidrat, selulosa, lemak, serta lilin menjadi CO dan zat air
  2. Zat putih telur menjadi amonia CO dan air
  3. Senyawa organik menjadi senyawa yang dapat di serap dengan cara terurai
Pengomposan atau dekomposisi merupakan peruaian dan pemantapan bahan bahan organik secara biologi dalam suhu tinggi dengan hasil akhir bahan yang cukup baik untuk digunakan ke tanah tanpa merugikan lingkungan. Proses termoflik terjadi karena  kelembapan dan suasana aerasi  yang tertentu. Setelah suhu tercapai mikroorganisme dapat aktif mengurai bahan organik menjadi komposisi yang lebih sederhana.
Pengomposan dapat terjadi dalam kondisi aerobik dan anaerobik. Pengomposan yang terjadi dalam keadaan dengan O2, sedangkan pengomposan anaerobik tanpa O2 , dalam proses pengomposan aerobik akan dihasilkan CO2, air dan panas . Sementara itu dalam pengomposan anaerobik akan dihasilkan metana ( alkoohol ), CO dan senyawa antara seperti asam organik. Dalam proses pengomposan organik, sering menimbulkan bau yang tajam sehinga tehnologi pengomposan banyak ditempuh dengan cara anaerobik.
Kondisi perlu dijaga adalah Kadar air, aerasi dan suhu .

1.    Kadar Air
Kadar air harus dibuat dan dipertahankan sekitar 60 % . kaadar air yang kurang dari 60 % menyebakan bakteri tidak berfungsi, sedangkan bila lebih dari 60 % akan menyebabkab kondisi anaerob. Kadar air dapat diukur dengan cara yang mudah, yaitu dengan meremas bahan . kadar air 60 % dicirikan dengan bahan yang terasa basah bila diremas, tetapi air tidak menetes

2.   Aerasi
Padda dekomposisi aerob, oksigen harus cukup tersedia di dalam tumpukan. Apabila kekurangan oksigen, proses dekomposisi tidak dapat berjalan. Agar tidak kekurangan oksigen, tumpukan kompos harus dibalik minimal seminggu seklai . Selain itu, dapar juga dilakukan dengan cara Force aeration, yaitu menghembuskan udara memakai kompresor. Bisa juga dengan efek cerobong yaitu memasukkan udara melalui cerobong. Namub, pemberian aerasi yang terbaik adalah pembalikan bahan. Perlakuan ini seklaigus untuk homogenisasi bahan.

3.  Suhu
Selama proses dekomposisi, Suhu dijaga sekitar 60 % selam 3 minggu. Pada suhu tersebut,selain bakteri bekerja secara optimal , akan terjadi penurunan C/N ratio dan pembrantasan bakteri patogen maupun bijji gulma



Yovita Hety Indriani " membuat kompos secara kilat "


 
Copyright © 2014 Serba Serbi Shared By by Themes24x7.