Bahan organik tidak langsung digunakan atau dimanfaatkan oeh tanman karena perbandingan C/N dalam bahan tersebut relatif tingi atau tidak sama dengan C/N tanah . Nilai C/N merupakan hasil perbandngan antara karbohidrat dan nitrogen. Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik mempunyai kandungan C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah, bahan tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Namun , umumya bahan organik yang segar mempunyai C/N yang tinggi, seperti jerami padi ( 50-70 ) , daun daunan ( > 50 , tergantung jenisnya ) cabang tanaman ( 15-60 tergantung jenisnya ) dan kayu yang telah tua ( bisa mencapai 400).
Berikut perubahan yang terjadi dalam pengomposan .
- Karbohidrat, selulosa, lemak, serta lilin menjadi CO dan zat air
- Zat putih telur menjadi amonia CO dan air
- Senyawa organik menjadi senyawa yang dapat di serap dengan cara terurai
Pengomposan atau dekomposisi merupakan peruaian dan pemantapan bahan bahan organik secara biologi dalam suhu tinggi dengan hasil akhir bahan yang cukup baik untuk digunakan ke tanah tanpa merugikan lingkungan. Proses termoflik terjadi karena kelembapan dan suasana aerasi yang tertentu. Setelah suhu tercapai mikroorganisme dapat aktif mengurai bahan organik menjadi komposisi yang lebih sederhana.
Pengomposan dapat terjadi dalam kondisi aerobik dan anaerobik. Pengomposan yang terjadi dalam keadaan dengan O2, sedangkan pengomposan anaerobik tanpa O2 , dalam proses pengomposan aerobik akan dihasilkan CO2, air dan panas . Sementara itu dalam pengomposan anaerobik akan dihasilkan metana ( alkoohol ), CO dan senyawa antara seperti asam organik. Dalam proses pengomposan organik, sering menimbulkan bau yang tajam sehinga tehnologi pengomposan banyak ditempuh dengan cara anaerobik.
Kondisi perlu dijaga adalah Kadar air, aerasi dan suhu .
1. Kadar Air
Kadar air harus dibuat dan dipertahankan sekitar 60 % . kaadar air yang kurang dari 60 % menyebakan bakteri tidak berfungsi, sedangkan bila lebih dari 60 % akan menyebabkab kondisi anaerob. Kadar air dapat diukur dengan cara yang mudah, yaitu dengan meremas bahan . kadar air 60 % dicirikan dengan bahan yang terasa basah bila diremas, tetapi air tidak menetes
2. Aerasi
Padda dekomposisi aerob, oksigen harus cukup tersedia di dalam tumpukan. Apabila kekurangan oksigen, proses dekomposisi tidak dapat berjalan. Agar tidak kekurangan oksigen, tumpukan kompos harus dibalik minimal seminggu seklai . Selain itu, dapar juga dilakukan dengan cara Force aeration, yaitu menghembuskan udara memakai kompresor. Bisa juga dengan efek cerobong yaitu memasukkan udara melalui cerobong. Namub, pemberian aerasi yang terbaik adalah pembalikan bahan. Perlakuan ini seklaigus untuk homogenisasi bahan.
3. Suhu
Selama proses dekomposisi, Suhu dijaga sekitar 60 % selam 3 minggu. Pada suhu tersebut,selain bakteri bekerja secara optimal , akan terjadi penurunan C/N ratio dan pembrantasan bakteri patogen maupun bijji gulma
Yovita Hety Indriani " membuat kompos secara kilat "
Posting Komentar